SinarRakyat.Com | Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengimbau Basuki Tjahaja Purnama tidak lagi membela diri atau berupaya membenarkan ucapannya yang disampaikan di Kepulauan Seribu pada akhir September lalu.
Din menjelaskan Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) mengakui bahwa ucapannya soal 'dibohongi pakai Al Maidah 51' sudah menyinggung umat Islam. Karena itu dia minta maaf.
Apalagi terbukti pernyataan tersebut dinilai sebagai penghinaan terhadap Alquran dan ulama yang kemudian menyulut kemarahan umat Islam yang dibuktikan dengan serangkaian unjuk rasa dan puncaknya pada Jumat (4/11) lalu.
Menurut Din, dengan menyampaikan permintaan maaf menunjukkan cagub petahana yang akrab disapa Ahok itu telah mengakui kesalahannya.
"Jadi pembela Ahok jangan menyebut Ahok tidak bersalah karena Ahok sendiri sudah minta maaf. Kalau pembela masih menyebut Ahok tidak salah, berarti Ahok belum minta maaf atau seolah-olah minta maafnya tidak tulus," ujar Din saat ditemui di Kantor MUI, Jalan Proklamasi Nomor 51, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/11), seperti dikutip RMOL.
Imbauan khusus disampaikan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu kepada seluruh umat Islam untuk tidak terlibat pada pembelaan-pembelaan kepada Ahok karena berpotensi memecah belah umat.
Apalagi, lanjut Din, pembelaan-pembelaan kepada Ahok itu memakai mulut-mulut orang Islam. Akhirnya, kata dia, umat Islam bereaksi.
"Apalagi (pembelaan) memakai mulut-mulut orang Islam, ini bisa bereaksi umat ini. Jadi sudahlah, ini dampaknya kepada ketidakpercayaan umat," pungkasnya.
Din menjelaskan Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) mengakui bahwa ucapannya soal 'dibohongi pakai Al Maidah 51' sudah menyinggung umat Islam. Karena itu dia minta maaf.
Apalagi terbukti pernyataan tersebut dinilai sebagai penghinaan terhadap Alquran dan ulama yang kemudian menyulut kemarahan umat Islam yang dibuktikan dengan serangkaian unjuk rasa dan puncaknya pada Jumat (4/11) lalu.
Menurut Din, dengan menyampaikan permintaan maaf menunjukkan cagub petahana yang akrab disapa Ahok itu telah mengakui kesalahannya.
"Jadi pembela Ahok jangan menyebut Ahok tidak bersalah karena Ahok sendiri sudah minta maaf. Kalau pembela masih menyebut Ahok tidak salah, berarti Ahok belum minta maaf atau seolah-olah minta maafnya tidak tulus," ujar Din saat ditemui di Kantor MUI, Jalan Proklamasi Nomor 51, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/11), seperti dikutip RMOL.
Imbauan khusus disampaikan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu kepada seluruh umat Islam untuk tidak terlibat pada pembelaan-pembelaan kepada Ahok karena berpotensi memecah belah umat.
Apalagi, lanjut Din, pembelaan-pembelaan kepada Ahok itu memakai mulut-mulut orang Islam. Akhirnya, kata dia, umat Islam bereaksi.
"Apalagi (pembelaan) memakai mulut-mulut orang Islam, ini bisa bereaksi umat ini. Jadi sudahlah, ini dampaknya kepada ketidakpercayaan umat," pungkasnya.
Belum ada tanggapan untuk "Din: Sudah Mengaku Salah Masih Dibela, Berarti Minta Maafnya Tidak Tulus"
Post a Comment