SinarRakyat.Com | Berlomba dalam menggapai dunia bukan hal yang asing lagi di tengah kita. Namun amat jarang kita perhatikan orang-orang berlomba dalam hal akhirat.
Penyampaian yang merasuk kedalam jiwa membuat jamaah semakin antusias menyimak. Bahwa berlomba dalam kebaikan adalah hal yang sudah menjadi kebiasaan seorang muslim. Begitulah hal yang ditegaskan Ustadz Agus Zulkarnain dalam kajian rutin bulanan dengan tema “Fastabiqul Khoirot” di Masjid Nurul Jannah Petrokimia, Gresik, (16/11/2016).
Untuk masuk perguruan tinggi terkenal di Al Azhar, Kairo jelas Dzulkarnain, kita dapat menyaksikan sendiri bagaimana setiap orang ingin dapat yang terdepan. Cita-citanya yaitu bagaimana agar dapat memperoleh penghidupan yang bahagia kelak. Namun amat jarang kita perhatikan orang-orang berlomba dalam hal akhirat.
Alumnus Universitas Timur Tengah Al Azhar ,Kairo ini menyampaikan dalam kajiannya bahwa sedikit sekali orang yang mendapat rahmat Allah untuk menghafal Al Qur’an (Fastabiqul Khoirot). Banyak yang memilih menghafal nyanyian yang kurang bermanfaat dari pada menghafal firman Allah.
“Sedikit orang yang mendapat rahmat Allah yang mungkin sadar akan hal ini. Coba saja perhatikan bagaimana orang-orang lebih tertarik untuk menghafal berbagai tembangan ‘Nyanyian’ daripada menghafalkan Al Qur’an Al Karim. Bahkan lebih memilih menjadi nomor satu dalam hal timbangan lagu apa saja yang dihafal, daripada menjadi nomor satu dalam menghafalkan Kalamullah,” paparnya.
Lelaki asal Bawean, Gresik ini melanjutkan, untuk masuk perguruan tinggi terkemuka, kita dapat menyaksikan sendiri bagaimana setiap orang ingin dapat yang terdepan.
"Cita-citanya yaitu bagaimana agar dapat memperoleh penghidupan yang bahagia kelak. Namun amat jarang kita perhatikan orang-orang berlomba dalam hal akhirat. Sedikit orang yang mendapat rahmat Allah yang mungkin sadar akan hal ini."
“Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita mengerjakan amalan yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Salah satunya yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan akhirat. Ada beberapa ayat yang terdapat di dalam Al-Quran yang mengajak kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan,” imbuhnya kepada ratusan jama'ah.
Ustadz Dzulkarnain kemudian menyitir surat Al-Baqarah ayat 148, yang artinya “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Penjelasannya, mengenai ayat tersebut, Ustadz Dzulkarnain terangkan, bahwa fastabiqul khoirot harus dilakukan sekuat tenaga menggunakan akal dan kemampuan seorang manusia. Sekecil apapun kebaikan pasti akan mendapat balasan baik pula dari Allah subhanahu wa ta’ala.
“Dari ayat tersebut bisa kita simpulkan bahwasanya setiap umat harus menggunakan akal dan segenap kemampuannya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketaatan terhadap Allah subhanahu wa ta'ala juga menyuruh umat islam untuk meraih suatu kebaikan dalam hidupnya. Sekecil apapun kebaikan yang dilakukan oleh umat islam pasti akan mendapat balasan dari Allah Ta'ala. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak berbuat kebaikan dan bermalas-malasan,” ucapnya dihadapan jama'ah.
Lelaki berkacamata yang memakai songkok hitam ini menambahkan dalam penjelasannya, “Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala akan mengumpulkan seluruh manusia di hari kiamat kelak. Pada hari itulah, semua amalan yang telah kita kerjakan akan dihisab, saat itu akan diketahui dengan jelas siapakah yang paling banyak amal kebaikannya.”ungkapnya.(Andre&Karim)
Penyampaian yang merasuk kedalam jiwa membuat jamaah semakin antusias menyimak. Bahwa berlomba dalam kebaikan adalah hal yang sudah menjadi kebiasaan seorang muslim. Begitulah hal yang ditegaskan Ustadz Agus Zulkarnain dalam kajian rutin bulanan dengan tema “Fastabiqul Khoirot” di Masjid Nurul Jannah Petrokimia, Gresik, (16/11/2016).
Untuk masuk perguruan tinggi terkenal di Al Azhar, Kairo jelas Dzulkarnain, kita dapat menyaksikan sendiri bagaimana setiap orang ingin dapat yang terdepan. Cita-citanya yaitu bagaimana agar dapat memperoleh penghidupan yang bahagia kelak. Namun amat jarang kita perhatikan orang-orang berlomba dalam hal akhirat.
Alumnus Universitas Timur Tengah Al Azhar ,Kairo ini menyampaikan dalam kajiannya bahwa sedikit sekali orang yang mendapat rahmat Allah untuk menghafal Al Qur’an (Fastabiqul Khoirot). Banyak yang memilih menghafal nyanyian yang kurang bermanfaat dari pada menghafal firman Allah.
“Sedikit orang yang mendapat rahmat Allah yang mungkin sadar akan hal ini. Coba saja perhatikan bagaimana orang-orang lebih tertarik untuk menghafal berbagai tembangan ‘Nyanyian’ daripada menghafalkan Al Qur’an Al Karim. Bahkan lebih memilih menjadi nomor satu dalam hal timbangan lagu apa saja yang dihafal, daripada menjadi nomor satu dalam menghafalkan Kalamullah,” paparnya.
Lelaki asal Bawean, Gresik ini melanjutkan, untuk masuk perguruan tinggi terkemuka, kita dapat menyaksikan sendiri bagaimana setiap orang ingin dapat yang terdepan.
"Cita-citanya yaitu bagaimana agar dapat memperoleh penghidupan yang bahagia kelak. Namun amat jarang kita perhatikan orang-orang berlomba dalam hal akhirat. Sedikit orang yang mendapat rahmat Allah yang mungkin sadar akan hal ini."
“Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita mengerjakan amalan yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Salah satunya yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan akhirat. Ada beberapa ayat yang terdapat di dalam Al-Quran yang mengajak kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan,” imbuhnya kepada ratusan jama'ah.
Ustadz Dzulkarnain kemudian menyitir surat Al-Baqarah ayat 148, yang artinya “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Penjelasannya, mengenai ayat tersebut, Ustadz Dzulkarnain terangkan, bahwa fastabiqul khoirot harus dilakukan sekuat tenaga menggunakan akal dan kemampuan seorang manusia. Sekecil apapun kebaikan pasti akan mendapat balasan baik pula dari Allah subhanahu wa ta’ala.
“Dari ayat tersebut bisa kita simpulkan bahwasanya setiap umat harus menggunakan akal dan segenap kemampuannya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketaatan terhadap Allah subhanahu wa ta'ala juga menyuruh umat islam untuk meraih suatu kebaikan dalam hidupnya. Sekecil apapun kebaikan yang dilakukan oleh umat islam pasti akan mendapat balasan dari Allah Ta'ala. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak berbuat kebaikan dan bermalas-malasan,” ucapnya dihadapan jama'ah.
Lelaki berkacamata yang memakai songkok hitam ini menambahkan dalam penjelasannya, “Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala akan mengumpulkan seluruh manusia di hari kiamat kelak. Pada hari itulah, semua amalan yang telah kita kerjakan akan dihisab, saat itu akan diketahui dengan jelas siapakah yang paling banyak amal kebaikannya.”ungkapnya.(Andre&Karim)
Belum ada tanggapan untuk "Fastabiqul Khoirot: Jalan Hidup Seorang Muslim"
Post a Comment