PBNU ke Penista Al Qur'an: Keselamatan Seseorang Adalah dengan Menjaga Lisannya

SinarRakyat.Com | Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengeluarkan pernyataan sikap mengenai kondisi sosial politik terakhir, khususnya setelah aksi damai 4 November dan kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta non aktif, Basuki Purnama alias Ahok.

Dalam surat bercap resmi PBNU yang bertanggal Senin (7/11) ini, PBNU menyikapi persoalan tersebut sebagai “Saatnya Memenuhi Rasa Keadilan Masyarakat”.

Surat ini ditandatangani Ketua Umum PBNU Prof Said Aqil Sirof dan Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini.

Berikut empat poin dari pernyataan tersebut:
Pertama. Sebagai bagian dari cara berdemokrasi yang beradab dan niat yang tulus untuk meluruskan etika kepemimpinan, kami mengapresiasi #AksiDamai411. Karena hakikat kepemimpinan adalah teladan yang baik (uswatun hasanah), Pemimpin tidak boleh berujar kalimat-kalimat kotor yang menimbulkan kontroversi bahkan melahirkan perpecahan. Pepatah mengatakan: “Keselamatan seseorang adalah dengan menjaga lisannya.”

Sekarang saatnya bagi kita untuk memperkokoh tali ukhuwah, baik ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah (persaudaraan kebangsaan) bahkan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan). Tidak tepat untuk menstigma bahwa #AksiDamai411 ditunggangi oleh kelompok-kelompok tertentu. Lebih bijaksana bagi semua pihak hendaknya mengambil pelajaran dari #AksiDamai411 tersebut.

Kedua. Tugas aparat keamanan adalah menindak pihak-pihak yang ingin menodai niat luhur dari #AksiDamai411. Adapun mengenai kericuhan yang ditimbulkan, kami tidak yakin bahwa itu dilakukan para pengunjuk rasa #AksiDamai411. Kami justru menengarai hal itu dilakukan oleh kelompok yang ingin merusak kemurnian dan niat suci dari tujuan gerakan Aksi Damai 4 November.

Ketiga. Menyayangkan kelambanan pemerintah dalam melakukan komunikasi politik dengan rakyatnya. Mendesak kepada pemerintah untuk segera melakukan dialog yang lebih intensif dengan seluruh lintas tokoh pemuka agama sehingga terbangun suasana yang kondusif.

Keempat. Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu padu, senantiasa membangun ukhuwah dan memperkokoh ikatan kebangsaan kita.

Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran yang paling berharga bagi kita sebagai bangsa agar tidak terulang di kemudian hari.

Allahu Akbar. NKRI Harga Mati.

Jakarta, 7 November 2016

Ttd

Ketua Umum PBNU Prof Dr KH. Said Aqil Siroj MA

Sekretaris Jenderal PBNU DR Ir H A Helmy Faishal Zaini.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "PBNU ke Penista Al Qur'an: Keselamatan Seseorang Adalah dengan Menjaga Lisannya"

Post a Comment